
Pada tahun 2025, Kabupaten Gresik mengalami beberapa bencana alam yang signifikan. Berikut adalah rangkuman peristiwa tersebut:
1. Angin Puting Beliung di Desa Siwalan, Kecamatan Panceng
Pada 8 Januari 2025, angin puting beliung menerjang Desa Siwalan, Kecamatan Panceng, sekitar pukul 16.35 WIB. Kejadian ini mengakibatkan enam rumah warga mengalami kerusakan, terutama pada bagian atap seperti genteng yang melorot dan asbes yang terbawa angin. Warga setempat segera bergotong royong memperbaiki kerusakan tersebut.
2. Banjir Rob di Lima Kecamatan
Cuaca ekstrem menyebabkan pasang air laut yang mengakibatkan banjir rob di ratusan rumah di lima kecamatan di Kabupaten Gresik. Peristiwa ini menimbulkan genangan air di pemukiman warga, mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan kerugian material.
3. Kebakaran Pabrik Asam Sulfat Smelter PT Freeport Indonesia
Pada 14 Oktober 2024, terjadi kebakaran di pabrik asam sulfat smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kebakaran tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat sekitar dan pekerja.
4. Gempa Bumi Magnitudo 3,3
Pada 30 Desember 2024, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 3,3 mengguncang Kabupaten Gresik. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan signifikan, peristiwa ini mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap potensi gempa di wilayah tersebut.
KOMPAS VIDEO
5. Catatan Akhir Tahun 2024: 104 Bencana Tercatat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat selama tahun 2024 telah menangani 104 kejadian bencana. Peristiwa paling parah adalah gempa bumi di Bawean yang mengakibatkan ribuan rumah mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat keparahan.
Menghadapi berbagai bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Gresik terus berupaya meningkatkan strategi mitigasi bencana. Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menginstruksikan semua pihak untuk mempersiapkan strategi mitigasi bencana guna mengantisipasi cuaca ekstrem dan potensi bencana lainnya.
Selain itu, normalisasi sungai, seperti Kali Lamong, menjadi salah satu langkah konkret yang dilakukan untuk mengurangi risiko banjir tahunan.
Kesiapsiagaan dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting dalam menghadapi dan meminimalkan dampak bencana alam di Kabupaten Gresik.