Pasar global kembali bergejolak. Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan tajam menjelang pertemuan penting Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+). Penurunan ini memicu kekhawatiran atas prospek permintaan energi global serta langkah-langkah yang akan diambil OPEC+.

Tekanan Pasar dan Ketidakpastian Global

Pada Jumat (6/6/2025), harga minyak Brent turun 2,1% menjadi sekitar USD 76,50 per barel. Minyak mentah WTI juga melemah 2,3% ke level USD 72,10 per barel. Pelemahan harga ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar atas perlambatan ekonomi dunia. Terutama di Amerika Serikat dan Tiongkok, dua negara dengan konsumsi energi terbesar.

Analis mencatat meningkatnya ketidakpastian arah kebijakan suku bunga bank sentral. Ditambah lagi, sektor manufaktur global yang melambat serta cadangan minyak yang terus naik di negara konsumen utama. Kombinasi ini menjadi tekanan besar bagi harga minyak.

OPEC+ di Bawah Sorotan

Pertemuan OPEC+ dijadwalkan berlangsung minggu depan di Wina. Pertemuan ini menjadi perhatian utama pelaku pasar. Kelompok yang terdiri dari 23 negara pengekspor minyak akan membahas kemungkinan perpanjangan atau pendalaman kebijakan pemangkasan produksi. Tujuannya untuk menjaga kestabilan harga.

Namun, perbedaan pandangan di antara anggota membuat konsensus sulit tercapai. Arab Saudi mendorong pemangkasan lebih lanjut. Sementara Rusia dikabarkan enggan mengurangi produksi karena alasan fiskal dan geopolitik.

Respons Investor dan Dampaknya

Dalam kondisi tidak pasti ini, investor mulai bertindak lebih hati-hati. Perdagangan kontrak berjangka minyak menunjukkan sinyal penurunan minat. Volatilitas pasar energi juga meningkat. Ini mencerminkan kecemasan terhadap arah pasokan minyak dalam waktu dekat.

Sektor energi di pasar saham global ikut tertekan. Banyak saham perusahaan migas mencatat penurunan. Akibatnya, indeks saham global juga terdampak, terutama karena sentimen negatif dari berbagai sektor.

Prospek Jangka Pendek Masih Suram

Dengan faktor geopolitik, perlambatan ekonomi, dan ketidakpastian dari OPEC+, harga minyak dalam jangka pendek masih rentan berfluktuasi. Analis menyarankan pelaku industri dan investor terus memantau perkembangan pertemuan OPEC+ serta indikator ekonomi lainnya.

Jika OPEC+ gagal memberikan kepastian pasar, harga minyak bisa terus melemah. Dampaknya akan terasa luas, mulai dari inflasi, biaya logistik, hingga neraca perdagangan negara-negara pengimpor energi.