SEMARANG – Kepolisian tengah memburu sosok yang diduga sebagai pemesan jasa organisasi kemasyarakatan (ormas) GRIB Jaya yang terlibat dalam aksi pencurian aset milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan unsur ormas yang dikenal memiliki kekuatan massa serta rekam jejak dalam kegiatan sosial dan politik.

Aksi Pencurian Terekam dan Dilaporkan Warga

Peristiwa ini terungkap setelah masyarakat melaporkan adanya aktivitas mencurigakan di sekitar lahan aset PT KAI yang berada di kawasan strategis Semarang. Sejumlah orang yang mengenakan atribut ormas GRIB Jaya terlihat membongkar dan mengangkut sejumlah material yang diketahui milik BUMN transportasi tersebut.

Menurut keterangan kepolisian, aktivitas tersebut berlangsung beberapa hari dan sempat direkam oleh warga. “Kami telah menerima sejumlah bukti video dan keterangan saksi yang memperkuat dugaan bahwa aksi tersebut tidak dilakukan secara spontan, melainkan ada unsur perencanaan,” ujar Kombes Pol Irwan Anwar, Kepala Polrestabes Semarang.

Polisi Tetapkan Beberapa Tersangka

Dari hasil penyelidikan awal, polisi telah menetapkan beberapa tersangka yang merupakan anggota aktif GRIB Jaya. Namun, penyidik menduga bahwa mereka hanya pelaksana lapangan dan ada pihak lain yang menjadi otak di balik aksi ini.

“Kami menduga ada sosok yang memesan dan membiayai aksi tersebut dengan tujuan mengambil alih atau menjual kembali aset milik PT KAI. Saat ini, kami sedang melakukan pelacakan intensif untuk mengungkap siapa dalang di balik kasus ini,” lanjut Irwan.

PT KAI Siap Tempuh Jalur Hukum

PT KAI telah melaporkan kasus ini ke polisi. Mereka mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan. Pihak perusahaan menegaskan bahwa aset tersebut adalah bagian dari kekayaan negara.

“Aset ini penting bagi operasional kami. Negara wajib melindunginya dari upaya perampasan,” ujar Eva Chairunisa, VP Public Relations PT KAI.

Ormas GRIB Jaya Bantah Terlibat Secara Organisasi

GRIB Jaya membantah keterlibatan organisasi secara kelembagaan. Jika ada anggota yang terlibat, menurut mereka, itu tindakan pribadi.

“Kami serahkan semua ke proses hukum. GRIB Jaya tidak pernah memberi instruksi untuk melanggar hukum,” demikian isi pernyataan tertulis mereka.

Penyelidikan Masih Berlangsung

Polisi menyatakan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut. Fokus utama saat ini adalah mencari dalang aksi ini dan menelusuri aliran dana.

“Kami akan terus memburu otak pelaku. Negara tidak boleh kalah oleh siapa pun yang ingin melanggar hukum,” tegas Kapolrestabes Semarang.