Pencurian Berulang Ganggu Sistem Keamanan Pantai

Alat Peringatan Dini Tsunami (Early Warning System/EWS) milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menjadi sasaran pencurian. Kali ini, kasus terjadi di wilayah pesisir Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pencurian tersebut menyebabkan kerugian negara sebesar Rp329 juta. Kasus ini menambah deretan kejadian serupa yang mengganggu sistem keamanan dan keselamatan masyarakat dari ancaman bencana tsunami.

Menurut laporan BMKG, Alat Peringatan Dini Tsunami yang dicuri merupakan bagian penting dari sistem EWS tsunami yang berfungsi mendeteksi perubahan signifikan pada permukaan laut. Alat ini berada di lokasi strategis dekat pantai yang rawan gempa dan tsunami, sehingga kehilangan tersebut sangat berdampak pada efektivitas pemantauan dini.

Modus dan Dampak Pencurian

Pihak berwenang menduga alat tersebut dicuri untuk dijual sebagai besi tua atau komponen elektronik. Sayangnya, pencurian ini bukan yang pertama. Sejumlah Alat Peringatan Dini Tsunami serupa di wilayah Indonesia Timur kerap menjadi target karena minimnya pengawasan dan pengamanan di lapangan. Akibatnya, sistem deteksi tsunami menjadi tidak optimal, memperbesar potensi keterlambatan peringatan dini kepada masyarakat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa kejadian ini sangat mengkhawatirkan. Ia menegaskan bahwa alat tersebut tidak bisa digunakan secara komersial karena hanya berfungsi untuk keperluan monitoring ilmiah. Namun, pihak tidak bertanggung jawab tetap mengambil risiko demi keuntungan pribadi, tanpa memikirkan nyawa masyarakat yang dipertaruhkan.

Upaya Pencegahan dan Tindakan Lanjutan

Untuk mencegah kejadian serupa, BMKG dan pemerintah daerah berencana memperketat pengawasan dan melibatkan masyarakat setempat dalam menjaga alat EWS. Selain itu, pemerintah didorong untuk membuat kebijakan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku perusakan atau pencurian alat kebencanaan.

Pemerintah pusat juga diharapkan untuk mempercepat proses digitalisasi dan integrasi sistem pemantauan berbasis satelit agar pengawasan dapat dilakukan secara real-time dan dari jarak jauh. Hal ini diharapkan bisa meminimalkan risiko pencurian serta meningkatkan ketepatan deteksi bencana.

Kesadaran Publik Sangat Diperlukan

Kasus pencurian Alat Peringatan Dini Tsunami ini seharusnya menjadi refleksi bersama bahwa perlindungan terhadap alat-alat mitigasi bencana adalah tanggung jawab kolektif. Kesadaran masyarakat untuk menjaga sarana publik sangat diperlukan agar sistem peringatan dini dapat berjalan dengan baik demi keselamatan bersama.