
Bandung, 14 Juli 2025 — Institut Teknologi Bandung (ITB) mencatat sejarah baru di bidang sains dan teknologi Indonesia dengan membangun fasilitas teleskop radio pertama di Tanah Air. Proyek ini merupakan langkah penting untuk memperkuat riset astronomi. Selain itu, fasilitas ini membuka peluang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Tonggak Sejarah Riset Astronomi Nasional
Pembangunan teleskop radio dilakukan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Mereka bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) serta mendapat dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Fasilitas ini akan dibangun di pegunungan Lembang, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena minim gangguan sinyal radio dan polusi cahaya.
Teleskop radio ini memungkinkan peneliti menangkap gelombang radio dari objek luar angkasa seperti galaksi, bintang, dan pulsar. Teknologi ini berbeda dari teleskop optik yang hanya menangkap cahaya tampak. Dengan teleskop radio, pengamatan benda langit yang sebelumnya tak terdeteksi bisa dilakukan.
Dilengkapi Teknologi Mutakhir dan Dukungan Internasional
Teleskop radio ITB akan menggunakan antena parabola berdiameter 12 meter. Sistem penerima sinyal frekuensi tingginya mampu mendeteksi fenomena kosmik hingga miliaran tahun cahaya. Proyek ini mendapat dukungan teknis dari institusi internasional seperti National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) dan beberapa universitas di Eropa.
Dr. Bambang Hidayat, pakar astronomi senior ITB, mengatakan pembangunan ini adalah mimpi yang terwujud setelah 20 tahun diperjuangkan. “Kami berharap fasilitas ini tidak hanya untuk riset, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan inspirasi bagi generasi muda,” ujarnya.
Manfaat Strategis bagi Pendidikan dan Teknologi Nasional
Teleskop radio ini akan meningkatkan kapasitas riset astronomi Indonesia. Selain itu, fasilitas ini membuka peluang kerja sama riset internasional. Fasilitas juga akan digunakan untuk program pendidikan sains, pelatihan mahasiswa, dan pengembangan teknologi sensor serta komunikasi.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyambut baik inisiatif ini. “Ini langkah monumental yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu berperan aktif dalam eksplorasi ilmu pengetahuan global,” katanya.
Penutup
Pembangunan fasilitas teleskop radio pertama di Indonesia oleh ITB menandai babak baru dalam sejarah sains nasional. Proyek ini akan memperkuat posisi Indonesia di peta riset astronomi dunia. Selain itu, fasilitas ini mendorong kemajuan pendidikan, teknologi, dan kemandirian riset anak bangsa. Diperkirakan fasilitas ini mulai beroperasi penuh pada akhir tahun 2026.