
Jakarta Selatan kembali digegerkan dengan kasus pesta seks sesama jenis yang digelar di sebuah hotel mewah kawasan Kebayoran Baru. Polisi dari Polres Metro Jakarta Selatan menggerebek kamar hotel tersebut dan menemukan sembilan pria sedang melakukan aktivitas seksual secara bersamaan. Penggerebekan dilakukan pada Sabtu malam, 25 Mei 2025, sekitar pukul 22.00 WIB.
Kronologi Penggerebekan
Penggerebekan bermula dari laporan masyarakat yang curiga terhadap aktivitas mencurigakan di hotel tersebut. Berdasarkan informasi awal, pesta seks tersebut dipromosikan melalui aplikasi media sosial tertutup yang biasa digunakan oleh komunitas tertentu. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menggerebek kamar hotel yang dimaksud.
Dalam satu kamar, ditemukan sembilan pria tanpa busana sedang melakukan tindakan tidak senonoh. Beberapa dari mereka diduga sebagai penyelenggara acara, sementara sisanya adalah peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya. Dari lokasi, polisi menyita berbagai alat kontrasepsi, pelumas, serta alat bantu seks lainnya.
Motif dan Tarif Acara
Menurut hasil pemeriksaan awal, acara tersebut dikenakan tarif tertentu bagi peserta yang ingin ikut. Panitia acara diduga memperoleh keuntungan dari biaya pendaftaran serta penjualan alat-alat pendukung di lokasi. Polisi masih mendalami kemungkinan adanya jaringan yang lebih besar di balik penyelenggaraan pesta seks ini.
Proses Hukum dan Tindak Lanjut
Kesembilan pria tersebut telah diamankan di Mapolres Metro Jakarta Selatan untuk dimintai keterangan. Mereka dijerat dengan Pasal 281 KUHP tentang perbuatan cabul di depan umum dan Undang-Undang Pornografi. Selain itu, penyelidikan juga diarahkan pada dugaan praktik prostitusi terselubung.
Kepolisian menyampaikan bahwa tindakan ini merupakan bentuk penegakan hukum terhadap pelanggaran norma kesusilaan dan ketertiban umum. Masyarakat diimbau untuk turut aktif melaporkan aktivitas mencurigakan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Respons Publik dan Media Sosial
Kasus ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet mengkritik fenomena pesta seks terselubung yang semakin marak terjadi secara sembunyi-sembunyi di kota besar. Ada pula yang menyoroti pentingnya edukasi seksual dan penegakan hukum yang adil tanpa diskriminasi.
Pihak hotel tempat kejadian berlangsung mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan tak senonoh tersebut dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak berwajib. Manajemen hotel menyatakan akan memperketat pengawasan terhadap tamu dan kegiatan yang dilakukan di dalam kamar.
Kesimpulan
Penggerebekan pesta seks sesama jenis di hotel mewah kawasan Jaksel menambah panjang daftar kasus serupa yang terungkap dalam beberapa tahun terakhir. Aparat kepolisian diminta untuk mengusut tuntas pihak-pihak yang terlibat dan mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. Kasus ini menjadi pengingat bahwa meskipun dilakukan di ruang privat, tindakan yang melanggar norma dan hukum tetap dapat dikenai sanksi pidana.